Sukses Dengan TIM atau Individual Sukses

  • Post author:
  • Post category:Opini

Sukses Dengan TIM atau Individual Sukses

Oleh

Rony Nainggolan

Mahasiswa FKIP-UMRAH

Sebenarnya tidak ada manusia yang gagal di dunia ini ketika ia ingin terus mencoba raih kesuksesan. Namun yang harus dijalani sebelum mendapatkan kesuksesan, milikilah TIM atau Kelompok yang bisa saling membantu dalam menunjang kesuksesan diri dalam usaha kita maupun bersama.

Dalam melakukan perjalanan mengejar kesuksesan, kunci utama terletak kepada saling memberi kepercayaan, tolong-menolong, kerjasama yang erat, serta toleransi untuk menggunakan keikhlasan di saat TIM tidak dapat melakukan atau berhalangan untuk melakukan kewajibannya.

Dilihat dari cara berpikirnya orang Indonesia kebanyakan  di tunjang dalam pergaulan khususnya di Ibu Kota Provinsi Kepri. Kebanyakan dari manusia yang memiliki cara kerja TIM hanya segelintir saja. Rata-rata jika di survei secara intergritas, pastilah dinyatakan mereka termasuk orang yang Individual dan enggan bekerja sama untuk meraih kesuksesan bersama.

Menurut pengamatan selama ini, mereka yang individual sering memikirkan nasibnya sendiri dan rela meninggalkan jiwa sosialis yang pernah didapatkannya saat duduk dibangku sekolah. Kunci dari yang dilakukannya karena faktor ekonomi dan nafsu belaka, sehingga lupa bahwa sesungguhnya sukses bersama lebih kongkrit dari pada sukses sendirian.

Bahkan sukses sendiri tidak akan bertahan lama, kenapa bisa dibilang begitu pasti ada sebab dan akibatnya. Kita bisa melihat contoh yang sering terjadi sehari-hari saat masyarakat beraktivitas. “Si A dan TIM yang dimilikinya pasti akan lebih cepat sukses dibandingkan Si B yang berusaha sendiri, namun tidak terlepas dari namanya kunci utama yang disebutkan tadi di atas agar bisa meraih kesuksesan secara bersama”

Sedangkan ketika Si A terjatuh bersama TIM yang dimilikinya saat sedang berusaha meraih kesuksesan, mereka akan lebih cepat bangkit dan melakukan konsolidasi. Ini betolak belakang dan sangat berbeda dengan Si B saat ketika terjatuh dalam usahanya mencapai kesuksesan. Mereka yang dulu memuja si B bak seorang raja ketika mencapai sukses sendirian dan menghormatinya, pasti akan meninggalkan Si B itu, bahkan ada yang berbalik menghinanya kembali saat sebelum sukses.

Dari akibat itulah Si B jadi sulit untuk meraih dan bangkit kembali untuk mengejar kesuksesan yang dimilikinya dahulu, karena tidak mempunyai TIM yang bisa diajak mengevaluasi kesalahannya hingga bisa terjatuh seperti tadi. Sementara dari waktu yang terbuang itu juga, mereka yang individual berpikir dan ada yang memiliki rasa dendam untuk membalas kegagalannya. Inilah yang disebut dengan konflik radikal dalam diri, sehingga lambat laun mereka tidak pernah mempercayai orang lain melakukan sesuatu untuk dirinya lagi.

Maka dalam hitungan hari demi hari mereka akan di cap sebagai orang yang gagal untuk melanjutkan hidupnya, sehingga menyebabkan mereka merasa terbuang dari masyarakat luas. ‘Kebencian, kemunafikan dan keegoisan tertanam empuk’, semua hal itu pasti ada dalam hati mereka sebagai orang Individual yang gagal meraih kesuksesan. Dalam waktu itu jugalah, segala sesuatu yang seharusnya bisa membangkitkan diri sebatas cerita lalu, momok ketakukan pun bermunculan.

Dan ini sangat jauh berbeda dengan mereka yang memiliki TIM untuk bekerja sama dalam penyelesaian konflik saat terjatuh dari kesuksesan. Hal itu semua dengan kunci utama yang dimiliki TIM itu sendiri seperti yang dijelaskan tadi, yakni, saling memberi kepercayaan, tolong-menolong, kerjasama yang erat, serta toleransi untuk menggunakan keikhlasan. Walaupun mempunyai TIM namun kunci itu tidak digunakan, sama saja seperti orang Individual yang tidak mempercayai orang lain. Maka tentukanlah karekter diri kita dari sekarang untuk raih kesuksesan. “Sukses dan TIM atau Individual Sukses”.