Singapura – 14 Oktober 2023 – Asosiasi Sastra Pertama di Malaysia (ASAS 50) sukses menggelar seminar sastra bertajuk “Puisi Tradisional Warisan Bangsa, Memperkaya Kata dan Mengindahkan Bahasa” di Gedung Wisma Geylang Serai (WGS) lantai 4, Sabtu (14/10). Acara yang dihadiri oleh para sastrawan, budayawan, dosen, guru, dan mahasiswa dari Indonesia, Singapura, dan Malaysia ini menyoroti pentingnya melestarikan dan mengembangkan puisi tradisional sebagai bagian dari warisan budaya Melayu.
Salah satu pembicara kunci dalam seminar ini adalah Prof. Dato’ Perdana Dr. H. Abdul Malik, M.Pd, dosen dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH). Dalam materinya, beliau membahas peran gurindam dan syair dalam meningkatkan kemampuan menulis dan bertutur dalam bahasa Melayu. Menurut Prof. Abdul Malik, puisi tradisional seperti gurindam dan syair memiliki nilai estetika dan pedagogis yang tinggi, sehingga sangat efektif dalam memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berbahasa.
Sementara itu, Dr. Nuraini Ismail (Ph.D) dari Singapura menyajikan materi tentang puisi tradisional dalam dunia pendidikan. Beliau menekankan pentingnya mengintegrasikan puisi tradisional ke dalam kurikulum pendidikan untuk menumbuhkan minat baca dan menulis pada generasi muda.
Seminar ini menjadi wadah yang baik bagi para peserta untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar puisi tradisional. Melalui diskusi yang berlangsung hangat, para peserta berharap agar puisi tradisional dapat terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.