Berita

FKIP UMRAH gelar Seminar dan Lokakarya Tari Zapin

Tok Mok, Narasumber sekaligus Instruktur zapin pada Bengkel Tari Zapin FKIP UMRAH memberikan Instruksi gerakan Tari Zapin. f. Hafiz/fkip umrah)

Tanjungpinang-umrah.ac.id-Sebagai Universitas yang berdiri di negeri segantang lada ini, Universitas Maritim Raja Ali Haji juga berkepentingan dan berkewajiban untuk memelihara warisan Seni dan budaya melayu  seperti Tari Zapin. Bertolak dari hal tersebut Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMRAH menaja seminar dan Lokakarya Zapin yang dikemas dengan tajuk “Bengkel Tari Zapin” bagi Mahasiswa yang selenggarakan pada Rabu (21/11) di Ruang kelas Serbaguna FKIP UMRAH Senggarang.

Acara yang dipandu oleh Dekan FKIP UMRAH, Abdul Malik, M.Pd tersebut menghadirkan Bhinneka Surya Syam, yang akrab dipanggil Tok Mok sebagai narasumber seminar sekaligus Instruktur Lokakarya Zapin. Beliau merupakan Seniman sekaligus Budayawan yang malang melintang dalam pelestarian tari zapin di Kepulauan Riau melalui sanggar tari selasih yang diasuhnya.

Menurut Dekan FKIP UMRAH, Abdul Malik, M.Pd, kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kesenian zapin kepada para mahasiswa FKIP yang merupakan calon guru supaya dapat mengenal dan memiliki ketertarikan terhadap tari zapin.

“Tari Zapin memiliki nilai-nilai filosofi budaya yang bagus dan diharapkan ketika para mahasiswa FKIP ketika menjadi guru nanti dapat mengajarkan zapin kepada muridnya kelak” Kata pria yang sedang  menyelesaikan studi doktor di Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia ini.

“Jadi disamping menjadi guru, pelan-pelan mereka dipersiapkan untuk menjadi penari melayu yang professional” lanjut Abdul Malik.

Pada kesempatan yang sama Tok Mok cukup berbangga hari dengan adanya acara seperti ini. Dia mengutarakan kesannya terhadap acara yang diikuti kurang lebih 100 orang mahasiswi UMRAH ini.

“Seperti biasa peminatnya mayoritas mahasiswi, dan mereka sangat berpotensi untuk menari zapin, hampir semua peserta ini sudah fasih dan akrab dengan gerak dan langkah zapin” ujar Tok Mok.

Sekilas Tari Zapin di Kepulauan Riau

Dari Makalah Raja Hamzah Yunus pada Seminar Zapin di Johor Malaysia tahun 1998 diketahui bahwa awal mula kehadiran zapin di Bumi Segantang Lada ini adalah dengan hijrahnya seorang ulama dan guru dari tanah Kalimantan Barat, tepatnya dari Sambas yang bernama Encik Rifin yang merupakan murid langsung dari Encik Muhammad Ali Sambas, dimana beliau telah bermastautin di Pulau Penyengat pada tahun 1919. Hal tersebut dibuktikan oleh cerita orang-orang tua Raja Achmad bin Raja Daud, beliau bekerja sebagai mantri ukur dan pernah menerima penghargaan sebagai tokoh kebudayaan Kabupaten Kepulauan Riau pada tahun 1979.

Penghargaan ini diberikan atas jasa beliau yang telah mengembangkan seni tradisi melayu termasuk tari zapin sampai ke Pulau Karimun, Batam, Lingga, Siantan dan Bunguran sekitar tahun 1929.  Selain Raja Achmad bin Raja Daud, ada pula Said Husin Al Attas yang lahir pada tahun 1910. Beliau adalah seorang budayawan melayu Riau yang mendapatkan pengetahuan tari zapin dari Encik Rifin di Pulau Penyengat pada tahun 1931 sampai 1932. Kemudian melalui tangan Said Husin inilah tari Zapin berkembang hingga daerah Kijang, Pulau Mantang dan sekitaran pulau Bintan.

Tidak hanya sampai Bintan saja, perkembangan Tari zapin juga dapat ditemukan di Batam. Perkembangan Tari Zapin di Batam ini tak lepas dari tangan Raja Nongmad yang bermastautin di pulau Batam. Beliau mengembangkan Tari Zapin ini hingga ke Belakang Padang dan pulau-pulau disekitarnya. (dip)